ORANG SUKSES KARENA
BEKERJA
1.
Bacharuddin Jusuf
Habibie
Prof.Dr.-Ing.H.Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi
Selatan, 25 Juni1936; umur 78 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden
pada tanggal 21 Mei1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) yang terpilih
sebagai presiden pada 20 Oktober1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai
wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan
Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat
ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo,
menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian
berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang
spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas
sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada
tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie
dan Thareq Kemal Habibie. Ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia
belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan,
spesialisasi konstruksi pesawat terbang, diRWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelardoktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum
laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang
wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas
permintaan mantan presiden Soeharto. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum
menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah
Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalamKabinet Pembangunan VII di
bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa
jabatannya sebagai menteri.
2.
Prof. Dr. Florentinus Gregorius Winarno
Prof. Dr. Florentinus
Gregorius Winarno, Lahir di Klaten, 15 Februari 1938 ,seorang ahli ilmu dan
teknologi pangan sekaligus doktor lulusan University of Massachusetts yang juga
guru besar Institut Pertanian Bogor. Kiprah Winarno lebih banyak di
almamaternya, IPB Bogor dan Departemen Pertanian.
Banyak jalan menuju
Roma, hal ini lah yang diyakini Winarno, seorang anak yang lahir dari keluarga
miskin. Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD dan ibunya seorang
tukang pijat yang buta huruf. Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan
perjuangan keras, dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah, hingga
transfortasi yang cukup jauh. Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah,
kalau pintar pasti bisa berhasil. Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa
meraih nilai tertinggi. Untuk urusan kuliah, ia menemukan taktik untuk bisa
memperoleh sekolah gratis. Dari seluruh perjuangannya, Winarno kini sudah meraih
gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan. Di usianya yang sudah
berkepala tujuh, ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya,
Jakarta.
Kemauan untuk berubah, menurut Winarno, merupakan kunci
menghadapi masa depan. Perubahan teknologi dan bisnis saat ini memasuki
kategori turbulensi. Turbulensi mengancam kemapanan universitas. Turbulensi
menumbuhkan iklim persaingan, sehingga berubah merupakan kunci kemenangan era
modern.
3.
Mario Teguh
Siapa
yang tak kenal seorang motivator sekelas Mario Teguh ,baru-baru ini namanya
mulai banyak di bicarakan oleh banyak orang. Beliau adalah seorang motivator
sekaligus konsultan sukses asal Indonesia. Kemampuannya dalam memberikan
solusi setiap permasalahan hidup mampu menghipnotis jutaan orang. Berbagai
video motivasinya sudah banyak di unduh secara gratis di youtube.
Mario
Teguh lahir di Makassar, 5 Maret 1956, bernama asli Sis Maryono Teguh.
Setelah menjadi seorang motivator dirinya menggunakan nama Mario Teguh kepada
publik. Beliau adalah lulusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris di
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang dan mendapat gelar Sarjana.
Sebelumnya
Mario Teguh pernah bekerja di Citibank Indonesia (1983 – 1986) sebagai
Head of Sales, Manager Business Development di BSB Bank (1986 – 1989), Vice
President Marketing & Organization Development di Aspac Bank (1990 – 1994),
kemudian mendirikan Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp. menjabat
sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Senior Consultan.
Mario
teguh sudah menulis beberapa buku diantaranya, Becoming a Star (2006), One
Million Second Chances (2006), Life Changer (2009), dan Leadership Golden
Ways (2009).
Pada Tahun 2010, Mario Teguh pernah mendapatkan rekor MURI sebagai motivator dengan Facebook Fans terbesar di Indonesia.
Pada Tahun 2010, Mario Teguh pernah mendapatkan rekor MURI sebagai motivator dengan Facebook Fans terbesar di Indonesia.
Di
awal tahun 2010, Beliau juga sempat terpilih sebagai satu dari 8 Tokoh
Perubahan 2009 versi Republika surat kabar yang terbit di Jakarta.
Namanya
mulai dikenal ketika pertama kali membawakan acara TV di O'Channel bertajuk Business
Art di O'Channel. Kemudian namanya semakin di kenal oleh masyarakat ketika
menjadi salah satu pembicara di acara Golden Ways, Mario teguh di Metro Tv. Pada saat ini Mario Teguh
dikenal sebagai salah satu motivator termahal di Indonesia.
"Semua keberhasilan dan kegagalan seseorang itu berasal dari masing masing orang tersebut, memulai suatu usaha apapun harus dimulai dari sikap dan cara berpikir kita dalam menanggapi berbagai situasi yang akan ditemui dalam mengarungi kerasnya kehidupan ini. Semua kita ini adalah orang-orang yang memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan potensi kelebihan kita dan meminimalkan kekurangan kita, karna keseimbangan ke semua unsur kita adalah kinci sukses yang akan kita raih. Kita bukan harus berhasil, bukan harus sukses, tapi kita harus mencoba untuk sukses tampa kenal lelah dan kata menyerah, kegagalan adalah jenjang untuk sebuah kesuksesan bukan harus ditangisi dan disesali". (Mario Teguh)
"Semua keberhasilan dan kegagalan seseorang itu berasal dari masing masing orang tersebut, memulai suatu usaha apapun harus dimulai dari sikap dan cara berpikir kita dalam menanggapi berbagai situasi yang akan ditemui dalam mengarungi kerasnya kehidupan ini. Semua kita ini adalah orang-orang yang memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan potensi kelebihan kita dan meminimalkan kekurangan kita, karna keseimbangan ke semua unsur kita adalah kinci sukses yang akan kita raih. Kita bukan harus berhasil, bukan harus sukses, tapi kita harus mencoba untuk sukses tampa kenal lelah dan kata menyerah, kegagalan adalah jenjang untuk sebuah kesuksesan bukan harus ditangisi dan disesali". (Mario Teguh)
ORANG SUKSES KARENA WIRAUSAHA
1.
Chairul Tanjung
Chairul
Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 50 tahun) adalah pengusaha asal
Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang
dipimpinnya, Para Group.
Chairul
telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun
bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah
perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank
Mega.
Karier dan kehidupan
Karier dan kehidupan
Chairul
dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung
adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil.
Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman
Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik
dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah
dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
Selepas
menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia
mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan
sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi
memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku
kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto
kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi
bangkrut.
Selepas
kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya
pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu
anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan
tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan
tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan
mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya
membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang.
Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga
bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia
mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus
di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar
ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung
Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang
investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp.,
membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai
proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham
Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam .
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam .
Latar
belakang pendidikan
Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan
seorang Chairul Tanjung.
SD Van Lith, Jakarta (1975)
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Executive IPPM (MBA; 1993)
SD Van Lith, Jakarta (1975)
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Executive IPPM (MBA; 1993)
2.
Purdi E Chandra
Purdi
E Chandra lahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah
mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika
dirinya beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.
mendirikan
Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu
mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4
fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa
“tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk
menggeluti dunia bisnis.
Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).
Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).
Mengenai
bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya. Sementara untuk masalah
kepemimpinan dan organisasi, sang ayahlah yang lebih banyak memberi bimbingan
dan arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan
dukungan penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha
maupun Zidan. Pada awal-awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang
istri untuk berkeliling kota di seluruh Indonesia membuka cabang-cabang
Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula usaha tersebut makin berkembang.
Kini
Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak
perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal,
Pendidikan Non-Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan,
Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.
Walaupun
kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi
tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus
Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga
tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY.
3.
Puspo Wardoyo
Puspo
Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang
ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima.
Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orangtuanya penjaja
ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar.
Siang sampai malam, ia membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti
ayam goreng, ayam bakar, dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di
dekat kampus UNS Solo.
Impian
itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi
hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis
usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri
sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Dia
bercerita bahwa peluang usaha warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang
bakso itu telah membuktikannya. Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih
di akhir tahun 1990 itu sekitar Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso
dengan gerobak sorong itulah teman Puspo ini bisa pulang menengok kampung
halamannya di Solo setiap bulan. "Dengan uang, jarak antara Solo Medan
lebih dekat dibanding Solo Semarang, " kata Puspoyo menirukan ucapan
temannya tadi. Wajar saja jika dengan pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo
Berganti pesawat di Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara
dengan naik bis jarak antara SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
Cerita
sukses temannya itu begitu membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat
akan merantau ke Medan, " pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa
boleh buat, warung makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat
kebudayaan Jawa itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak
seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta. Mengapa Jakarta?
"Karena dengan uang yang saya miliki, bekal saya belum cukup untuk
merantau ke Medan, " katanya.
Ketika
tengah merantau di ibu kota itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan
sebagai guru di sebuah perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera
Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan
modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi
pegawai negeri seperti sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran
Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya
cuma dua tahun menjadi guru lagi," katanya.
Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai
kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat.
Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung, terutama di akhir
pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin, semua outlet
tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
Ada
masa ketika di waktuwaktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat
garagara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau
tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang
laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di
tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya
terpaksa pulang dan memasak lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar
melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar
memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar
lagi. "Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat," katanya menirukan
ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan ibadah “kultum” atau kuliah tujuh menit.
Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan ibadah “kultum” atau kuliah tujuh menit.
Perbandingan
Antara Karekter Pekerja Sukses Dengan Wirausaha Sukses
Pekerja dan wirausaha hampir memiliki karakter yang sama
tapi keduanya bebeda berikut perbandingan karakter yang mereka miliki :
Karakter
Wirausaha
|
Karakter
Pekerja
|
Mempunyai niat yang kuat
|
Mempunyai niat yang kuat
|
Pekerja keras
|
Pekerja keras
|
Tekun/ulet dalam bidang pekerjaan
|
Ulet dalam mengelola usaha dan pandai
mencari peluang
|
Dapat menjalin kerjasama
|
Pandai mencari relasi kerja.
|
Pandai mencari peluang
|
Terus berusaha meski gagal
|
Bertanggung jawab atas pekerjaanya
|
Berani mengambil resiko, dan Mandiri
|
Percaya diri
|
Percaya diri
|
Disiplin
|
Kreatif dan inofatif
|
Terus belajar
|
Terus belajar
|
DISKRIPSI KARAKTER YANG INGIN SAYA MILIKI
Dari
karakter-karakter diatas yang ingin saya miliki adalah.
Percaya
diri, ini merupakan kunci meraih kesuksesan karena dengan percaya diri kita
tidak merasa rendah diri. Dengan percaya diri seakan-akan apa yang kita lakukan
lebih baik. Disiplin, agar apa yang
direncanakan tercapai sesuai dengan jadwal. Pantang menyerah, terus berusaha
hingga meraih kesuksesan
KARAKTER WIRAUSAHA YANG SAYA INGINKAN
1. Pandai mencari peluang
2. Berani mengambil resiko
3. Pantang menyerah
4. Ulet
REFRENSI
Tamarizka, Amalia. 2012. Orang-orang Indonesia yang sukses Berasal dari Keluarga Miskin. http://amaliatamarizka.blogspot.co.id/2012/09/blog-post.html. Diakses 23 September 2015
Safira.
2013. Profil Tokoh Pengusaha Sukses.
http://safira82.blogspot.co.id/2013/06/10-profil-tokoh-pengusaha-sukses.html.
Diakses 23 September 2015
Alexa. 2012.
Kisah Sukses Mario Teguh http://blogsangpemenang.blogspot.co.id/2012/09/kisah-sukses-mario-teguh.html.
Diakses 23 September 2015
Rosdiana.
Ana. 2015. Tokoh Sukses Karena Bekerja. http://bloghamzah1995.blogspot.co.id/2015/03/3-tokoh-sukses-karena-bekerja-dan-3.html.
Diakses 23 September 2015